Langsung & Tidak Langsung


 Artikel tersebut membahas cara mengutip hasil wawancara dalam karya ilmiah. Berikut adalah ringkasan poin-poin utama:

1. Wawancara sebagai Referensi: Wawancara dapat dijadikan sumber referensi, terutama jika dilakukan dengan narasumber yang kredibel dan relevan dengan topik penelitian.

2. Menyajikan Data Wawancara:

   - Kutipan Langsung: Menyertakan pernyataan narasumber dalam tanda petik.

   - Kutipan Tidak Langsung (Parafrase): Mengubah pernyataan narasumber ke dalam kalimat sendiri yang lebih sederhana.

   - Meringkas Hasil Wawancara: Menyajikan informasi dalam bentuk deskriptif seperti menjelaskan kegiatan wawancara yang dilakukan, siapa narasumbernya dan posisinya, dan pendapat dari narasumber tersebut.

3. Penulisan Kutipan:

   - Untuk kutipan langsung, narasumber dicantumkan dengan tahun wawancara dan untuk penyebutan narasumber bisa menggunakan kata ganti seperti menggunakan inisial nama pertama eg: Bapak A atau dengan profesi atau jabatan eh: ahli ekonomi.

   - Untuk kutipan tidak langsung, narasumber bisa disebutkan di awal atau akhir kalimat dengan tetap mencantumkan tahun wawancara.

4. Daftar Pustaka: Format penulisan daftar pustaka untuk hasil wawancara mencakup nama narasumber, tahun, tema wawancara, dan jenis referensi.

Contoh: Dog S.D. 2008. “Balistik dalam Konsep Modern”. Hasil Wawancara Pribadi: 9 Juni 2008, University of West Cheam. Perlu diingat jika akan ada perbedaan penulisan pada instansi tertentu.

Artikel ini memberikan panduan yang jelas untuk peneliti dalam mengutip wawancara secara tepat dan akurat.

Sumber: https://penerbitdeepublish.com/cara-mengutip-hasil-wawancara/

Komentar

Postingan Populer