Ziarah berasa healing

Nagan Raya - 3 April 2025. Ziarah kuburan pada hari ketiga hari raya idul Fitri sudah menjadi tradisi masyarakat Nagan Raya, dimana pada hari ketiga masyarakat sepakat untuk menjadikan hari itu sebagai hari mengingat dan berkunjung ke keluarga yang sudah tiada, namun di beberapa daerah, perjalanan menuju kuburan tidaklah mudah. Seperti di daerah Pulo Tengeuh yang kuburannya terletak di atas gunung dan hanya dapat dijangkau dengan menyeberangi sungai menggunakan perahu.

Masyarakat kabu tunong, Pulo teungoh dan sekitarnya menetapkan bahwa hari ketiga hari raya idul Fitri adalah waktu untuk berziarah ke kuburan, tapi pada tahun ini diundur ke hari ke-4 dikarenakan hujan terus menerus menurut keterangan dari Yuslina salah satu warga dari kabu tunong dan memang benar hujan sudah mulai dari dua hari sebelum hari raya idul Fitri sampai dengan setelahnya, dan ini juga menyangkut kenyamanan dan keselamatan warga setempat yang mengharuskan mereka menyeberangi Sungai Krueng Nagan dengan perahu kecil.

Tradisi ini dilaksanakan setiap tahun pada hari ketiga Lebaran Idul Fitri. Masyarakat berkumpul di pinggiran sungai pada pukul 08.00 WIB menunggu perahu yang kosong menjemput mereka. Satu perahu kecil itu bisa muat 4 sampai dengan 6 orang dewasa sudah termasuk pengemudinya, yang menjadi pengemudinya juga warga setempat. Mereka kemudian menyeberangi sungai menuju makam yang terletak di Gunung Teungku Agoi, yang memakan waktu sekitar kurang dari 1 menit dari pinggiran sungai.

Tujuan utama dari ziarah ini adalah untuk mendoakan arwah keluarga dan leluhur yang telah mendahului. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi ajang silaturahmi antar warga dan juga antar keluarga yang pulang ke kampung 1 tahun sekali dan pelestarian tradisi turun-temurun "ziarah kubur ni setahun sekali jadi kalau ada waktu pigi aja, jangan sampek nantik lupa sama wajah keluarga sendiri, liat ni cucu cucu saya dah besar besar semua padahal kemaren masih nenek gendong gendong dan jual biar ingat ni kuburan siapa aja biar cicit kita nantik tau kalau ada kuburan para syuhada" ungkap Nekteh salah satu warga Pulo teungoh dengan penuh semangat dan haru.

Perjalanan dimulai dengan berkumpulnya warga di pinggiran sungai. Setelah memastikan jumlah penumpang, perahu pun berangkat melintasi Sungai Krueng Nagan yang airnya jernih dan deras. Setibanya di seberang, mereka melanjutkan perjalanan kaki menanjak yang jalannya sudah dibuatkan tangga seadanya agar memudahkan masyarakat naik menuju makam yang berada di atas Gunung Teungku Agoi.

Sesampainya diatas setiap keluarga membersihkan makam keluarganya masing-masing ada juga yang menghiasinya dengan batu putih yang diambil disekitar sungai yang diseberangi tadi lalu dilanjutkan dengan para laki-laki yang membaca zikir secara berkelompok dan dilanjutkan dengan membaca do'a bersama. Setiap keluarga yang berziarah pasti membawa 1sampai 3 rantang lauk pauk lengkap dengan nasi untuk diberikan kepada para pen zikir sebagai penghormatan karena telah berzikir dan berdoa untuk para keluarga dan leluhur yang sudah tiada.

Pak Zaini selaku salah satu penanggung jawab zikir ini mengungkapkan bahwa "kami tidak mematok lauk pauk atau nasi yang dibawa, silakan bawa semampunya karena niatnya adalah untuk berbagi sebagai rasa terimakasih juga penghormatan jadi bebas jika ingin bawa kueh juga silakan tidak memaksa apa saja boleh"

Kegiatan ini selesai pukul 12.00 siang sebelum waktu sholat Dhuhur dan setelah kegiatan ini kembali turun dari gunung dan melintasi sungai kembali menggunakan perahu dan untuk sekali jalan pergi dan pulang kita harus membayar 10.000 rupiah sebagai ongkosnya, ini tidak memberatkan warga sekitar karena dianggap sebagai sekalian sedekah dan juga pemandangan sungai Krueng Nagan dan juga gunung Teungku Agoi benar-benar sangat indah, airnya yang jernih dengan dikelilingi batu batu putih dan gunungnya yang rimbun juga hijau sangat memanjakan mata membuat orang-orang yang melihatnya ingin menceburkan dirinya kedalam sungai.

Tetapi tidak Disarankan untuk mandi tanpa pengawasan karena dalamnya sungai tidak terprediksi akibat pengerokan emas dan juga airnya yang deras.

Setelah kegiatan ini para keluarga bebas ingin melakukan apa, kembali berkumpul atau saling mengunjungi rumah satu sama lain sebagai bentuk silaturahmi ada juga yang yang duduk di pinggiran sungai sambil makan bersama menikmati indahnya pemandangan. Tidak perlu tempat yang mewah dan indah untuk berkumpul bersama tapi carilah orang-orang yang membuat tempat itu terasa mewah dan indah!!!.

Komentar

Postingan Populer